Ujian = Stres, No More!
Kebanyakan dari kita, biasanya stres kalau sudah dekat-dekat ujian. Hawa nggak enak akan segera meliputi dalam beragam bentuk, mulai dari pusing, keringat dingin, sampai nggak nafsu makan. Sebuah penelitian yang dilakukan Profesor Sian Beilock dari Miami University dan Profesor Thomas H. Carr dari Michigan State University membuktikan bahwa kecemasan untuk mendapatkan nilai baik seringkali membuat siswa menjadi nervous sampai jadi stres. Wah, bagaimana mengatasinya, nih? Para Faktor Pemicu Faktor #1: Materi Ujian Seabrek! Bahan pelajaran yang menggunung menjelang ujian seringkali membuat kita stres dan perut mulas nggak karuan. Bagaimana mungkin tiga bab harus dilahap dalam semalam? Akibat: Bukannya fokus belajar, kita malah pusing sendiri dengan banyaknya bahan ujian plus tugas yang mesti dikerjakan. Mau mulai dari mana, ya? Salahnya lagi, walau sudah tahu bahan ulangan jauh-jauh hari, kita tetap nggak nyicil belajar. Akhirnya, kadar stres memuncak tepat di malam sebelum ujian! Faktor #2: Tuntutan Nilai Bagus
Ditengah rentetan pe-er, ulangan, hingga ujian yang yang nggak berhenti, kita seringkali masih ditekan dengan tuntutan nilai bagus ala orangtua. Umumnya, kalau nilai kita di bawah standar, akan muncul komplain seperti, “Kamu nggak belajar, ya?” atau “Main aja yang rajin, nggak usah belajar.” Akibat: Kita menganggap orangtua sebagai sosok yang selalu muncul di kepala saat menjelang ujian. Bawaannya takut terus, deg-degannya bukan karena belajar, tapi karena takut dimarahi orangtua. Faktor #3: Kegiatan Plus Plus Selain sekolah, kita juga aktif di OSIS, jadi ketua tim cheers, les Inggris, dll. Karena makin banyak hal yang harus dipikirkan, kita stres karena terbebani harus mampu meng-handle semua tanggung jawab dengan baik. Akibat: Ada rasa takut gagal yang menghantui kita saat beraktivitas. Di waktu yang sama ketika sedang ulangan, kita juga cemas memikirkan tanding cheers sepulang sekolah. Kita menuntut diri kita untuk sama baiknya di semua kegiatan, baik akademis ataupun non-akademis. Bye-bye Stres! Setelah sukses mengubah cara berpikir yang jelek jadi bagus, sekarang waktunya kita mengucapkan selamat tinggal pada kebiasaan cemas yang bikin kita stres! Menurut Psikolog Roslina Verauli, M.Psi, ada beberapa kiat yang bisa diikuti. Gampang-gampang susah sih, tapi percaya deh, dengan hati lega dan pikiran positif, menjalani apapun pasti terasa lebih gampang! • Relaksasi Tiap kali “pasukan cemas” datang, misalnya waktu menjelang soal ujian dibagikan, langsung tarik napas panjang dan buang napas pelan-pelan. Lakukan beberapa kali sampai lebih tenang. Boleh juga hitung mundur dari angka 50 misalnya, hal ini bisa juga mengalihkan perhatian kita. Rasakan pula badan kita dengan kaki menapak di ubin. Then, say the magic words: I am okay, I am okay! • Seek For Reward Hadiah adalah unsur ekstrinsik yang cukup tokcer memotivasi kita belajar, dan secara nggak langsung ikut menurunkan kadar cemas. Tapi, yang namanya belajar itu adalah habit atau kebiasaan, alias dengan atau tanpa reward ini kita harus bisa berprestasi. Kalau sudah biasa belajar, kita nggak lagi mengharapkan hadiah, melainkan reward yang sifatnya abstrak. Misalnya kalau nilai kita bagus, teman-teman jadi tambah suka, ortu dan pacar pun jadi tambah sayang, gitu! • Paham Emosi Pribadi Sebetulnya, apa sih yang jadi inti dari stres kita? Takut gagal kah? Orangtua kah? Hanya kita tahu persis apa jawabannya. Nah, yang harus dilakukan adalah pahami emosi ini supaya kita bisa pegang kontrol atasnya, bukan sebaliknya. Sadari bahwa inilah penyebab stres kita selama ini, yang artinya nggak perlu dipelihara. Setiap kali pikiran buruk melanda lagi, buru-buru sadarkan diri kita. It’s all in our mind, belum jadi kenyataan, jadi nggak usah repot dipikirkan!
|