Twilight, In Love With The Vampire

Judul : Twilight
Sutradara : Catherine Hardwicke
Pemain : Kristen Stewart, Robert Pattinson, Billy Burke, Ashley Greene, Nikki Reed, Cam Gigandet
Produksi : Summit Entertainment, 2008

Siapapun yang pernah jatuh cinta, pasti setuju banget kalau terkadang perasaan dan logika itu nggak bisa diajak kompak.Bella Swan (Kristen Stewart) tahu pasti kalau cintanya terhadap Edward Cullen (Robert Pattinson) adalah cinta terlarang. Tapi, bukannya menjauhi Edward, Bella malah makin terpesona dan terikat pada Edward. Nah, lho?!

Terpesona Edward
Bella memutuskan untuk tinggal bersama ayah kandungnya, Charlie Swan (Billy Burke), di Forks ketika ibunya menikah lagi, dia tidak terlalu berharap akan ada yang istimewa dengan kepindahannya ke kota kecil yang selalu diguyur hujan tersebut. Tapi ,ternyata Bella salah. Di sini, Bella bertemu Edward .Dengan ketampanan yang luar biasa, pembawaan yang tenang dan daya tarik misterius, Edward membuat Bella terpesona. Bella pun jatuh cinta. Untungnya perasaan Bella nggak bertepuk sebelah tangan. Edward pun memiliki perasaan yang sama dan selalu melindungi Bella. Tapi, ternyata hidup nggak semudah itu bagi Bella, karena yang dicintai Bella bukanlah manusia, melainkan… vampir! Meskipun Edward dan keluarganya bukanlah vampir yang suka menghisap darah manusia, tetap saja kadang Edward memiliki hasrat untuk menghisap darah Bella. Hiiii... Tapi, atas nama cinta, keduanya memutuskan mencoba untuk menjadi sepasang kekasih. Meskipun nggak mudah menjalani hubungan cinta manusia-vampir, tapi keduanya mampu bertahan. Sampai suatu hari muncul vampir penghisap darah manusia bernama James (Cam Gigandet) yang membuat nyawa Bella terancam. Bisa nggak ya, Edward menyelamatkan Bella?

Sudah Ditaksir Sebelum Rilis
Film yang rencananya bisa kita saksikan di bioskop Indonesia pada bulan Desember ini diangkat dari sebuah novel best seller karya Stephenie Meyer. Kesuksesan novel yang satu ini memang nggak bisa dianggap enteng. Bayangkan saja, penjualannya mampu menembus angka melebihi 5,5 juta kopi. Wah pantas ya, kalau novel ini kemudian diangkat ke layar lebar. Eits, tapi jangan salah, lho. Kabarnya nih, buku yang ceritanya berlanjut di New Moon, Eclipse dan Breaking Dawn ini sudah direncanakan untuk dijadikan film, bahkan sebelum novelnya rilis di pasaran. “Membuat film ini sebenarnya sangat berisiko karena saat kami didekati untuk membuat film ini, novel Twilight bahkan belum dirilis. Jadi, penawaran untuk membuat film ini terjadi sebelum adanya para penggemar yang menyukai novel Twilight,” ungkap Stephenie. Ini menunjukan bahwa tanpa embel-embel best seller, kisah cinta Bella dan Edward memang menarik dan berdaya jual tinggi.

Nggak Baca Novelnya
Meskipun banyak yang tergila-gila dengan novel Twilight, ternyata sang pemeran utama, Kristen, mengaku kalau dia nggak ngeh dengan novel tersebut sampai akhirnya dia terpilih memerankan Bella. “Aku belum pernah mendengar tentang Twilight sebelumnya dan banyak orang yang bilang padaku, ''Kok kamu nggak tahu buku itu?'' Tapi begitu aku mendapatkan peran Bella, aku langsung membedah bukunya, lho. Walaupun menurutku naskah filmnya sendiri sudah solid,” ucap Kristen, jujur.
Dan Kristen bukan cuma satu-satunya yang nggak membaca buku ini. Pemeran utama cowok, Robert, pun mengaku nggak tahu-menahu tentang Twilight sebelumnya. “Aku baru membaca novelnya setelah aku berhasil lolos screen test pertamaku untuk film ini. Dan jujur saja, aku bahkan belum pernah mendengar tentang novel ini sebelumnya,” ungkapnya, terus terang.

Ujian = Stres, No More!

Kebanyakan dari kita, biasanya stres kalau sudah dekat-dekat ujian. Hawa nggak enak akan segera meliputi dalam beragam bentuk, mulai dari pusing, keringat dingin, sampai nggak nafsu makan. Sebuah penelitian yang dilakukan Profesor Sian Beilock dari Miami University dan Profesor Thomas H. Carr dari Michigan State University membuktikan bahwa kecemasan untuk mendapatkan nilai baik seringkali membuat siswa menjadi nervous sampai jadi stres. Wah, bagaimana mengatasinya, nih?

Para Faktor Pemicu
Faktor #1: Materi Ujian Seabrek!
Bahan pelajaran yang menggunung menjelang ujian seringkali membuat kita stres dan perut mulas nggak karuan. Bagaimana mungkin tiga bab harus dilahap dalam semalam? Akibat: Bukannya fokus belajar, kita malah pusing sendiri dengan banyaknya bahan ujian plus tugas yang mesti dikerjakan. Mau mulai dari mana, ya? Salahnya lagi, walau sudah tahu bahan ulangan jauh-jauh hari, kita tetap nggak nyicil belajar. Akhirnya, kadar stres memuncak tepat di malam sebelum ujian!

Faktor #2: Tuntutan Nilai Bagus



Ditengah rentetan pe-er, ulangan, hingga ujian yang yang nggak berhenti, kita seringkali masih ditekan dengan tuntutan nilai bagus ala orangtua. Umumnya, kalau nilai kita di bawah standar, akan muncul komplain seperti, “Kamu nggak belajar, ya?” atau “Main aja yang rajin, nggak usah belajar.” Akibat: Kita menganggap orangtua sebagai sosok yang selalu muncul di kepala saat menjelang ujian. Bawaannya takut terus, deg-degannya bukan karena belajar, tapi karena takut dimarahi orangtua.

Faktor #3: Kegiatan Plus Plus
Selain sekolah, kita juga aktif di OSIS, jadi ketua tim cheers, les Inggris, dll. Karena makin banyak hal yang harus dipikirkan, kita stres karena terbebani harus mampu meng-handle semua tanggung jawab dengan baik. Akibat: Ada rasa takut gagal yang menghantui kita saat beraktivitas. Di waktu yang sama ketika sedang ulangan, kita juga cemas memikirkan tanding cheers sepulang sekolah. Kita menuntut diri kita untuk sama baiknya di semua kegiatan, baik akademis ataupun non-akademis.

Bye-bye Stres!
Setelah sukses mengubah cara berpikir yang jelek jadi bagus, sekarang waktunya kita mengucapkan selamat tinggal pada kebiasaan cemas yang bikin kita stres! Menurut Psikolog Roslina Verauli, M.Psi, ada beberapa kiat yang bisa diikuti. Gampang-gampang susah sih, tapi percaya deh, dengan hati lega dan pikiran positif, menjalani apapun pasti terasa lebih gampang!
• Relaksasi
Tiap kali “pasukan cemas” datang, misalnya waktu menjelang soal ujian dibagikan, langsung tarik napas panjang dan buang napas pelan-pelan. Lakukan beberapa kali sampai lebih tenang. Boleh juga hitung mundur dari angka 50 misalnya, hal ini bisa juga mengalihkan perhatian kita. Rasakan pula badan kita dengan kaki menapak di ubin. Then, say the magic words: I am okay, I am okay!

• Seek For Reward
Hadiah adalah unsur ekstrinsik yang cukup tokcer memotivasi kita belajar, dan secara nggak langsung ikut menurunkan kadar cemas. Tapi, yang namanya belajar itu adalah habit atau kebiasaan, alias dengan atau tanpa reward ini kita harus bisa berprestasi. Kalau sudah biasa belajar, kita nggak lagi mengharapkan hadiah, melainkan reward yang sifatnya abstrak. Misalnya kalau nilai kita bagus, teman-teman jadi tambah suka, ortu dan pacar pun jadi tambah sayang, gitu!

• Paham Emosi Pribadi
Sebetulnya, apa sih yang jadi inti dari stres kita? Takut gagal kah? Orangtua kah? Hanya kita tahu persis apa jawabannya. Nah, yang harus dilakukan adalah pahami emosi ini supaya kita bisa pegang kontrol atasnya, bukan sebaliknya. Sadari bahwa inilah penyebab stres kita selama ini, yang artinya nggak perlu dipelihara. Setiap kali pikiran buruk melanda lagi, buru-buru sadarkan diri kita. It’s all in our mind, belum jadi kenyataan, jadi nggak usah repot dipikirkan!

Nyem... Nyem... Nyemil Sehat

"Jangan suka ngemil, nanti gendut, lho!" Ancaman seperti ini kayaknya sering banget kita dengar. Akibatnya, kita jadi menjauhkan diri dari segala jenis cemilan atau makanan ringan, deh. Padahal sebenarnya kita nggak perlu menghindari cemilan favorit kita, lho. Asalkan tahu triknya, kita bisa menikmati cemilan tanpa dihantui rasa bersalah.

Ngemil itu Penting!
Ngemil didefinisikan sebagai kegiatan menyantap makanan apapun, di luar waktu makan utama. Bisa di antara waktu makan pagi ke makan siang, atau antara waktu makan siang ke makan malam. Jenis makanannya sih biasanya berupa makanan selingan, kudapan atau snack.
Asyiknya, selain berfungsi sebagai pengganjal isi perut yang kosong, ngemil ternyata penting juga lho buat tubuh kita. Karena ternyata ngemil itu bisa mempertahankan kadar gula darah dalam tubuh! Tuh, ada gunanya juga, kan?! Makanya, yang sering jadi anggapan ngemil itu berbahaya sebenarnya bukan karena kebiasaannya, tapi karena jumlah dan jenis makanan cemilannya yang berpotensi bikin gemuk. So, kalau perut sudah 'teriak' minta diisi di luar waktu makan, kita sah-sah saja kok untuk ngemil, asalkan jumlahnya dibatasi. Lebih oke lagi kalau kita memilih jenis cemilan yang nggak cuma mengenyangkan, tapi juga sehat, seperti:

1.Pisang Meskipun dianggap sebagai buah yang nggak terlalu baik untuk berdiet, karena kandungan lemaknya lebih tinggi dibanding buah-buahan lainnya, tapi makan pisang bisa membuat kita cepat kenyang, nih. Soalnya pisang mengandung sekitar 136 kalori per 100 gram, yang berfungsi memberikan energi di luar waktu makan utama kita. Yang bikin oke, makan pisang itu ternyata lebih berguna daripada makan biskuit atau roti, karena kandungan energi yang dimilikinya bisa dua kali lebih cepat memberikan asupan energi pada otak. Makanya, makan pisang waktu istirahat sekolah akan membantu otak kita jadi lebih siap menerima materi pelajaran berikutnya...

2. Es Krim Asyiiiik, ternyata cemilan super enak ini sah untuk dimakan. Karena terbuat dari bahan dasar susu, membuat es krim jadi mempunyai nilai gizi yang tinggi dibandingkan jenis minuman lain. Apalagi, es krim juga nggak menyebabkan gemuk, soalnya hanya terdapat 15% komposisi lemak di dalam seporsi es krim. Jadi asalkan kita makan es krim dalam jumlah yang masih wajar, yaitu 2-3 kali seminggu, kita nggak perlu khawatir angka di timbangan jadi naik drastis.

3. Coklat Cemilan yang jadi musuh kita selama diet ini ternyata punya kandungan yang menyehatkan juga, lho. Sebatang coklat bisa memenuhi 15% kalsium dan magnesium yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, coklat juga punya kemampuan untuk menghambat kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, yang dapat mencegah resiko terkena penyakit jantung koroner dan kanker. Wah, hebat juga, ya?! Pilihlah dark chocolate karena mempunyai kandungan coklat yang lebih banyak dibanding dengan komposisi mentega dan gula di dalamnya. Yummy, dan program diet kita bisa berjalan dengan aman...

4. Kacang Kedelai
Kalau ini sih, jenis kacang yang paling sehat untuk dijadikan cemilan! Soalnya kacang kedelai punya nilai gizi yang cukup tinggi. Di antara semua jenis kacang-kacangan, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral dan serat yang paling baik. Protein yang dikandungnya pun merupakan protein nabati terlengkap, yang setara dengan protein yang dihasilkan oleh daging, susu dan telur! Nggak salah dong kalau kacang kedelai dijadikan cemilan favorit? Selain rasanya enak, gizinya pun tinggi.